Minggu, 28 Oktober 2012

Tipe Investing: GARP (Growth At Reasonable Price)


Banyak investor yang memiliki gaya-gaya tersendiri dalam melakukan investasinya. Tidak menutup kemungkinan, ada juga investor yang menggabungkan beberapa gaya untuk digunakan. Hal tersebut berlaku bagi tipe investing GARP ini.
Dari 2 tipe investing sebelumnya kita telah mengenal value investing dan growth investing. GARP merupakan gabungan dari value investing dan growth investing. Pelopor GARP adalah Peter Lynch. Tujuan dari GARP adalah mencari saham yang pertumbuhannya cepat tetapi dengan harga yang murah.

Kriteria GARP:
Pilih saham yang PEG (Price Earing Growth) ratio < 1
PEG ratio semakin kecil semakin baik, karena saham tersebut memiliki PER relatif lebih rendah daripada pertumbuhan EPS.
PEG = PER / Persentase Pertumbuhan EPS

Contoh perhitungan:
Sebuah saham memiliki PER sebesar 10 dan pertumbuhan EPS (5 tahun terakhir) sebesar 20% per tahun. Maka PEG ratio = 10/20 = 0,5 kali. Kesimpulan PEG < 1, maka saham tersebut layak dipilih.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa GARP menitik-beratkan pada besarnya PER dan pertumbuhan EPS. Ada perbedaan dengan value investing yang menitik-beratkan pada margin of safety dan dengan growth investing yang menitik-beratkan pada pertumbuhan laba bersih perusahaan.
Untuk contoh pemilihan saham (screening) menggunakan gaya GARP dapat dilihat di http://investor-saham.blogspot.com/2012/08/pilih-saham-ala-value-growth-investing.html

Sabtu, 27 Oktober 2012

Tipe Investing: Growth Investing

Growth investing merupakan tipe investing yang menitik-beratkan pada pemilihan saham yang memiliki pertumbuhan laba yang cepat.
Kriteria growth investing:

  1. Memiliki pertumbuhan laba bersih yang cepat.
  2. Untuk periode minimal 5 tahun terakhir, pertumbuhan laba bersih tahunan perusahaan harus meningkat 12% (perusahaan kecil) atau 7% (perusahaan menengah) atau 5% (perusahaan besar).
  3. Memiliki pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari para pesaingnya dalam 1 industri (diatas rata-rata pertumbuhan laba industri).
  4. Dilihat dari historisnya, harga sahamnya pernah meningkat menjadi 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir (meningkat 100%).

Jika kita lihat dari misi dan kriteria growth investing ini, maka kita akan menemukan perbedaannya dengan value investing. Dalam growth investing ini, meskipun harga saham sudah dianggap "mahal", tetapi jika pertumbuhan laba bersihnya mengalami atau diprediksi meningkat, maka saham tersebut masih "sah" untuk dibeli.
Contoh untuk tipe growth investing adalah saat para investor masih membeli saham UNVR (Unilever). Jika dilihat dari kriteria value investing, UNVR sudah dianggap sangat "mahal", karena harga pasar sudah melebihi nilai wajarnya. Akan tetapi dalam kriteria growth investing, UNVR akan dianggap masih wajar harganya, karena saham ini memiliki prospek pertumbuhan laba yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Bukan hanya itu saja, UNVR pun memiliki produk yang dibutuhkan sehari-hari (odol, sabun, shampoo, makanan, minuman, dll), sehingga apabila krisis ekonomi terjadi, maka tipe saham seperti UNVR ini yang akan bertahan. Contoh: apapun yang terjadi, orang akan tetap membutuhkan sabun dan shampoo untuk mandi. Orang juga akan membutuhkan makanan dan minuman untuk mengisi perutnya.

Jumat, 26 Oktober 2012

Tipe Investing: Value Investing

Investing berbeda dengan trading. Saat seseorang berkomitmen untuk investing, maka dia akan menganggap saham sebagai "bisnis (perusahaan)", bukan sebagai "barang dagangan" yang dibeli untuk dijual demi keuntungan. Seorang investor hanya akan menjual sahamnya, saat laporan keuangan perusahaan tersebut dianggap memburuk. Dalam hal pemilihan saham hingga cara pembeliannya, setiap investor memiliki gaya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa gaya atau tipe investing (dikutip dari buku Who Wants To Be A Smiling Investor)

Value Investing
Investor akan membeli saham yang sangat murah, dengan harapan dikemudian waktu, saham tersebut akan naik. Hal tersebut dapat diibaratkan dengan membeli mantel yang didiskon saat musim panas. Pada saat musim dingin, maka harga mantel tersebut akan kembali ke harga semula (tidak didiskon).
Warren Buffett merupakan tipe investor jenis ini. Kunci keberhasilan saham ini adalah kesabaran mencari saham perusahaan bagus dan menunggu waktu yang tepat untuk membelinya.
Kriteria pemilihan saham:

  1. Cari saham yang memiliki PER rendah (PER < 10).
  2. Cari perusahaan yang hutangnya sedikit (DER < 1).
  3. Deviden yield minimal 2/3 dari kupon obligasi perusahaan terbaik (untuk Indonesia, deviden yield minimal 5%).
  4. Pertumbuhan EPS minimal 7% per tahun selama 10 tahun terakhir.
  5. Aset lancar minimal 2 kali hutang lancar.
  6. Harga pasar saham lebih rendah 2/3 nilai wajar saham (margin of safety minimal 66%).
Kesulitan dari kriteria ini adalah poin ke-6. Dalam era keterbukaan informasi seperti saat ini, saat muncul saham yang bagus, pasti setiap orang berlomba-lomba membelinya. Semakin banyak orang yang mengejar saham ini, maka harganya akan semakin naik. Menurut saya, margin of safety sebesar 30% sudah dapat dianggap memadai. Saat tulisan ini dibuat, banyak saham-saham dari sektor pertambangan dan CPO yang masuk kriteria ini. Akan tetapi pertanyaannya, saat sektor pertambangan dan CPO sedang suram saat ini, seberapa banyak orang yang tertarik dan berkeyakinan bahwa sektor ini akan bertumbuh dikemudian hari?

Minggu, 14 Oktober 2012

Valuasi SMGR (Q2-2012) - P/E Absolut

Saya baru belajar menghitung harga wajar saham dengan metode P/E Absolut. Metode ini memasukan faktor-faktor pertumbuhan laba dan dividen, risiko bisnis (business risk), risiko keuangan (financial risk), dan earning predictability. Kesemua komponen tersebut akan menggambarkan bagaimana kondisi fundamental perusahaan tercermin pada harga sahamnya.

Berbeda dengan kebanyakan metode-metode lain yang hanya menggunakan faktor laba, dividen, P/E ratio, dan growth, metode P/E Absolut ini memasukan unsur kuantitatif (pertumbuhan laba, dividen, DER, dan revenue per tahun) dan unsur kualitatifnya (resiko bisnis : bagaimana kinerja perusahaan, apakah termasuk market leader). Jujur untuk saat ini, saya masih merasa kesulitan untuk memperkirakan unsur kualitatifnya. Sebisa mungkin saya bersikap obyektif untuk mengukur resiko bisnis tiap perusahaan. Btw, dibalik kesulitan itu, saya merasa bahwa metode ini cukup ideal untuk saya gunakan sebagai standar perhitungan harga wajar saham saya, karena terdapat unsur kuantitatif dan kualitatifnya.

Penjelasan lebih lanjut dan rumus perhitungan metode ini, dapat dibaca di sini.


Ok, selanjutnya kita akan membahas SMGR (Semen Gresik).

Industri semen merupakan termasuk industri hilir, karena untuk membangun suatu gedung, rumah, jembatan, dan lain-lain akan membutuhkan semen. Apalagi saat ini, pemerintah sedang giat-giatnya membangun dan memperbaiki infrastruktur. Bukan itu saja, industri properti pun sedang booming di Indonesia, yang ditandai dengan meningkatnya KPR dan naiknya harga-harga properti di Indonesia. Kesemua hal itu dapat memacu peningkatan konsumsi semen di Indonesia.
SMGR merupakan market leader untuk produk semen di Indonesia. Ada 3 perusahaan semen yang sudah go-publik di Indonesia, yaitu Semen Gresik, Indocement, dan Holcim. Dalam hal kompetitor, SMGR memiliki lawan terdekat, yaitu Indocement yang memiliki penambahan pangsa pasar di semester 1 2012 dan produk semennya (Semen Tigaroda) yang dianggap memiliki kualitas lebih baik dibandingkan Semen Gresik (menurut pendapat beberapa orang yang berpengalaman dalam properti) , tetapi harganya lebih mahal.
Kelebihan yang dimiliki SMGR dibandingkan pesaingnya adalah SMGR merupakan perusahaan BUMN, tentu saja untuk beberapa proyek pemerintah, kebanyakan menggunakan Semen Gresik. SMGR juga memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia. Harganya relatif lebih murah dibandingkan Semen Tigaroda. Kapasitas produksinya dapat semakin bertambah dengan dioperasikan beberapa pabrik-pabrik baru (hal ini yang memicu asing banyak membeli SMGR akhir-akhir ini).

Profil perusahaan:
PT Semen Gresik (Persero) Tbk is an Indonesia-based company which engages in cement industry. The Company’s and its subsidiaries’ products are marketed domestically and internationally. The Company's products include ordinary Portland cement type I, II, III and V; Portland Pozzoland cement; Portland composite cement; Super Masonary cement; oil well cement class G high sulfate resistant (G-HSR), and special blended cement. As of December 31, 2011, the Company's subsidiaries were PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, PT United Tractors Semen Gresik, PT Industri Kemasan Semen Gresik and PT Kawasan Industri Gresik. The Company’s and its subsidiaries’ cement plants are located at Gresik and Tuban in East Java, Indarung in West Sumatera and Pangkep in South Sulawesi. (reuteurs.com)



Dari perhitungan harga wajar tersebut, maka didapat margin of safety sebesar:
((15904-14600)/14600)*100% = 8,9%
Untuk perusahaan blue chip yang banyak diburu investor, sepertinya margin of safety sebesar itu cukup menarik. Apalagi dengan dioperasikannya pabrik-pabrik baru, diharapkan adanya peningkatan produksi yang pasti akan diserap oleh proyek-proyek infrastruktur. Hal tersebut menyebabkan peningkatan sales perusahaan.

Minggu, 23 September 2012

Menyusun Portfolio Jangka Panjang

Berapa jumlah saham yang optimum untuk ditaruh dalam keranjang portofolio jangka
panjang ? Bersadarkan pengalaman, saya sarankan 8-16 saham.

Kurang dari 8 saham menurut saya masih terlalu beresiko jika salah satu saham
dalam portofolio terkena musibah atau ada kesalahan dalam penilaian. Sementara
terlalu banyak lebih dari 16 akan semakin sulit bagi anda untuk mengalahkan
market dan mengikuti kinerja masing2 saham.

Menurut sebuah penelitian di Amerika, 8 saham sudah cukup untuk mendiversify
"unsystematic risk" masing2 saham. Kalau anda bingung istilah "unsystematic
risk" ya lupakanlah. Pokoknya 8 saham sudah cukup ideal.

Agar tujuan diversifikasi tercapai, seharusnya kita pilih saham-saham tersebut
dari kategori industri yg berbeda, sebagai contoh kita bisa memilih saham2 dari
kategori-kategori ini:

1.Banking
2.Finance non banking (termasuk insurance,multi finance,sekuritas)
3.Tambang & Batubara
4.Penunjang tambang, batubara & konstruksi (penjual heavy equipment,contractor
etc)
5.Consumer ( ada dua jenis a.) staples : barang konsumer yg bersifat kebutuhan
sehari-hari spt: jualan unvr,obat,rokok etc dan b.) non staples yang bersifat
discretionary tergantung pendapatan konsumer seperti : baju, property, mobil
etc)
6.Agro, Peternakan, & Pertanian lain.
7.Basic industry (termasuk semen dan kimia dasar).
8.Trading, other manufacturing & misc

Pilihlah minimal satu, maksimal dua dari masing2 kategori untuk menghasilkan
portofolio yang seimbang. Suatu saat ketika sedang terjadi bubble bisa saja
semua HARGA saham lebih tinggi dari NILAI nya. Buffet pernah mengalami ini di
1969 ketika dia merasa pasar sedang irrational dia keluar dari market dan
membubarkan partnershipnya.

Tentu saja kategori diatas tidak rigid, anda bisa membuat kategori sendiri, tapi
saya yakin anda telah menangkap maksudnya untuk menyusun portofolio yang
seimbang, tidak terlalu sedikit tapi bukan juga gaya warung kelontong.

Setiap bulan belanjakan uang simpanan anda secara rutin untuk meng-akumulasi
saham-saham yang telah anda pilih, tidak perduli market sedang up atau down.

Setiap 3 bulan (atau periode lain yg telah kita tentukan), kita review kinerja
msg2 bisnis untuk melihat apakah ada perubahan fundamental yg telah terjadi
sehingga mengubah penilaian kita sebelumnya. Ini juga saat nya rebalancing
dengan menjual saham2 yg sudah naik terlalu tinggi melewati nilai intrinsiknya.
Tapi ingat jika semuanya masih on-track (NILAI masih diatas HARGA) ya diamkan
saja, kita tidur lagi. Jangan terlalu banyak tingkah.

PANS (based LK 2011)



INGAT !!! metode berikut hanya salah satu dari sekian jalan menuju roma.
Kalau anda punya waktu sebaiknya luangkan untuk belajar DCF (Discounted Cash Flow).

Kalau memang tidak punya waktu, metode berikut adalah pendekatan yang hasilnya tidak jauh melenceng dari DCF.

Bagi anda yang baru bergabung, silahkan lihat posting sebelumnya di web yahoogroups.


PANS:JKT

Perkiraan Nilai : 2,780-3,200
Harga Sekarang: 1,750
Margin of safety : 60%

Deskripsi Perusahaan:
Saya ambil dari FT:

PT Panin Sekuritas Tbk is an Indonesia-based securities firm. It is engaged in the financial services industry which include securities brokerage, underwriting, investment management and advisory. The Company also has online trading facility under the name Panin Sekuritas Online Stock Trading (POST). It holds 49% stake in PT Panin Investment Management. As of December 31, 2010, the Company had 21 branches throughout Indonesia.

STEP-1, Graham Formula

OVERVIEW FINANCIAL HISTORY:


EPS growth(5 years) 26.35%
EPS (TTM) vs TTM 1 year ago 3.23%

Sales (TTM) vs TTM 1 Yr. Ago 12.62%
Sales - 5 Yr. Growth Rate 19.39%


Melihat history dan perkembangan bisnis INvestment Service di indonesia,
saya perkirakan untuk 2 skenario 5 tahun kedepan:

1.) LOW :
Sales Growth 6%
EPS Growth 3%

1.) High :
Sales Growth 12%
EPS Growth 6%

Menurut judgement saya, perkiraan diatas sudah sangat konservatif.

PE Low : 8.5 + 0.5 (3) = 10
PE High : 8.5 + 0.5 (6) = 11.5

STEP-2, KUALITATIF CONFIDENCE ADJ:

PEOPLE:

Untuk people kebanyakan investor agak hati-hati dengan group PANIN,
Tetapi melihat konsistensi dividen yield selama 5 tahun terakhir yang konsisten 5%-an saya netral di sisi ini. tidak ada bonus maupun pinalti.

Preskom:
Mr. Mu'min Ali Gunawan has been President Commissioner of PT Panin Sekuritas Tbk since 1991. He also serves as Adviser of PT Panin Bank Tbk, President Commissioner of PT Panin Insurance Tbk, PT Panin Life Tbk and PT Clipan Finance Indonesia Tbk. He was one of the founders of the three banks that merged into Panin Bank in 1971.

Presdir:
Mr. Handrata Sadeli serves as President Director of PT Panin Sekuritas Tbk since September 30, 2009. He was Vice President Director from 2002 to September 30, 2009. He holds a Bachelor of Science degree in Industrial Engineering and Operation Research from University of California, Berkeley, in 1976. He was Director of PT Nusamas Sekurindo and a Director of the Company from 1991 to 2002.


BUSINESS MOAT & Earning Visibility:

Di segmen brokerage dan underwriting sebenarnya sangat sulit untuk mendapatkan dominant position, lumayan crowded dengan begitu banyaknya pemain.
Sementara di sisi Investment/Advisory PAnin saya nilai sangat Bagus. saya tidak tahu persis apa yang ada didalamnya tetapi men-judge dari performa reksadanya yang pasti mereka punya sesuatu yang UNIK.

Hal ini diperkuat oleh ROE selama 5 tahun terakhir yang cukup bagus 30%-an ... jarang business yang bisa konsisten dengan ROE-5 yera average diatas 30%.

Menimbang positif dan negative nya saya juga netral di sisi ini. 0.


BALANCE SHEET RISK:

sebenanya Neraca cukup bagus LT Debt/Equity 34.49% masih lumayan.

Saya juga tidak melihat resiko lain dalam balance sheet mereka.

Netral 0.


SCORE SEMENTARA :

PE LOW : 10 * (1+0+0+0) = 10
PE High: 11.5 * (1+0+0+0) = 11.5

Dengan EPS TTM 312, sedangkan EPS 2011 = 278.

Supaya ;ebih konservative lagi, saya memakai EPS 2011, bukan EPS TTM.

Perkiraan NILAI PANS:

Low : 10 * 278 = 2,780
High : 11.5 * 278 = 3,200

STEP-3, REVIEW, AM I MISSING SOMETHING???:

Dengan harga saat ini 1,750-an, tentu kita bertanya-tanya kenapa bisa sedemikian MURAH ?
Apakah MARKET tahu sesuatu yang kita tidak TAHU ?
Apa ada yang busuk di dalam bisnis sehingga harus kita adjust lagi ?

INGAT 75% kejadian, MARKET sudah bener menilai suatu saham !

Hypotesis saya, PANS di harga murah karena beberapa hal :

1.) Liquiditas yang terlalu tipis membuat sebagian besar investor institusi menjauhinya.
2.) Somehow, industri sekuritas/investment service memang sedang kurang diminati di BEI.
3.) Kurangnya coverage dari Analyst-Analyst.

Sebagai value investor yang ber-orientasi jangka panjang, ketiga alasan diatas bukan masalah.
Saat-nya mengakumulasi kekayaan ketika kondisi memihak kita.

Selamat Berinvestasi dengan cerdas,
Salam,
Value Investor Indonesia

Gema (based LK 2011)

Saatnya belajar mem-valuasi dan menemukan saham-saham yg undervalue di BEI, Cara yang dipakai disini sama dengan yang dijelaskan di sebelumnya.


Ini hanya salah satu cara pendekatan dalam mem-valuasi, agar lebih mendalam dalam ilmu valuasi sebaiknya anda juga belajar DCF (Discounted Cash Flow).

Bagi anda yang baru bergabung, silahkan lihat posting sebelumnya di web yahoogroups.


GEMA.JK

Perkiraan Nilai : 621-762
Harga Sekarang: 350
Margin of safety : 77%

Deskripsi Perusahaan:
Kalau anda malas baca laporan keuangan cara gampang ambil saja dari reuters atau Ft:

PT Gema Grahasarana Tbk is an Indonesia-based design company.
The Company is engaged in the provision of interior design services and manufacturing furniture.
Its subsidiaries are PT Laminatech Kreasi Sarana, which manufactures laminated panels and standard laminated furniture and is the sole distributor in Indonesia for HPL Wilsonart and Arborite USA;
PT Prasetya Gemamulia, which is engaged in the provision of interior installation, mechanical and electrical maintenance, and PT Vivere Multi Kreasi, which markets home and office furniture.
The Company is a member of Vivere Group.

STEP-1, Graham Formula

EPS Growth history:

1 Year 3 Years 5 Years
Sales % 15.60 5.06 10.79
EPS % 6.35 32.43

Melihat history dan perkembangan bisnis furniture di indonesia,
saya perkirakan untuk skenario Low EPS growth 5% dan skenario high 10%.


PE Low : 8.5 + 0.5 (5) = 11
PE High : 8.5 + 0.5 (10) = 13.5

STEP-2, KUALITATIF CONFIDENCE ADJ:

PEOPLE:

Untuk people saya netral ya, belum terdengar ada kabar negative, latar belakang lumayan bagus tapi selama ini dividen tidak terlalu bagus.

Preskom:
Mr. Pulung Peranginangin has been President Commissioner of PT Gema Graha Sarana Tbk since June 2005. He also serves as President Commissioner of PT Laminatech Kreasi Sarana, PT Vivere Multi Kreasi and PT Vinotindo Grahasarana. He has worked with PT Prasetya Gemamulia and PT Pacific Paint. He graduated from Industrial Management Institute in 1980, obtained Master of Management from Sekolah Tinggi Manajemen Prasetia Mulya (Prasetia Mulya Business School) in 1995 and Doctorate in Philosophy in Strategic Management from Universitas Indonesia in June 2009.

Presdir:
Mr. Dedy Rochimat has been President Director of PT Gema Graha Sarana Tbk since June 30, 2005. He is the founder of the Company. He also serves as President Director of PT Laminatech Kreasi Sarana, President Commissioner of PT Prasetya Gemamulia, Director of PT Vivere Multi Kreasi, President Director of PT Vinotindo Grahasarana and President Commissioner of PT IFM Grahasarana. He graduated from Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) in 1992 and Master of Management from Sekolah Tinggi Management Prasetia Mulya (Prasetia Mulya Business School) in 1995.

Untuk aman-nya saya beri penalty 0.1;

BUSINESS MOAT & Earning Visibility:

Sejalan dengan pengikatan GDP, pasar furniture dan produk2 yg di geluti GEMA masih akan tersu berkembang.
meski persaingan lumayan ketat GEMA nampaknya bisa mendapatkan niche market yang cukup baik.

Dilain pihak masih nayak brand2 luar negri yang belum mauk ke sini, kemungkinan persaingan akan semakin ketat.
Dan relatif mudah untuk ke pasar furniture, barrier to entry nya kecil

Secara keseluruhan di sisi ini saya beri penalty 0.1;


BALANCE SHEET RISK:

sebenanya Neraca cukup bagus LT Debt/Equity 40% masih lumayan.
Tetapi karena ukurannya yang kecil, membuat GEMA rentan terhadap SHOCK secara finansial.

Di sisi ini saya beri penalty 0.2;


SCORE SEMENTARA :

PE LOW : 11 * (1-0.1-0.1-0.2) = 6.6
PE High: 13.5 * (1-0.1-0.1-0.2) = 8.1

dengan EPS TTM 94.15, Perkiraan NILAI GEMA:

Low : 6.6 * 94.15 = 621
High : 8.1 * 94.15 = 761

STEP-3, REVIEW, AM I MISSING SOMETHING???:

Dengan harga saat ini 350, tentu kita bertanya-tanya kenapa bisa sedemikian MURAH ?
Apakah MARKET tahu sesuatu yang kita tidak TAHU ?
Apa ada yang busuk di Balance Sheet sehingga harus kita adjust lagi ?

INGAT 75% kejadian, MARKET sudah bener menilai suatu saham !

Setelah bolak balik membaca laporan keungannya saya berkesimpulan tidak ada yang busuk di sana.

Jadi Kenapa ?

Hypotesis saya, GEMA dinilai sangat MURAH karena faktor KAPITALISASI yang terlalu kecil.
Institusi besar semacam dana pensiun kebanyakan dilarang untuk invest di Small Cap.
Dan ANALYST dari sekuritas gede-gede juga GENGSI untuk meng-cover perusahaan GUREM seperti ini.

Sebagai value investor yang mandiri SAHAM2 seperti ini adalah kesempatan untuk bisa meng-akumulasi kekayaan tanpa di recoki INSTITUSI2 BESAR.

Selamat Berinvestasi dengan cerdas,
Salam,
Value Investor Indonesia

Menilai Suatu Saham Atau Bisnis



Secara teori, cara yang paling bener dalam melakukan valuasi saham adalah dengan memperkirakan aliran Free Cash Flow yang di generate sebuah bisnis kemudian mendiskon nya dengan sebuah rate. Cara ini disebut DCF (Discounted Cash Flow).

Masalahnya adalah, cara ini sangat tidak praktis dilakukan oleh investor retail yg berlatar belakang NON-FINANCE karena terlalu banyak variable yang harus di pertimbangkan dan diperlukan spreadsheet untuk bisa menghitung dengan akurat.

Ben Graham dalam bukunya â€Å“The intelligent Investor” memperkenalkan sebuah formula yang sangat mudah untuk di ikuti. Saya sudah mencoba formula ini dan membandingkannya dengan perhitungan DCF, boleh dikata hasilnya hanya plus minus 5% saja melencengnya. Jadi boleh di-ikuti.

Formulanya : PE = 8.5 + 0.5 *G.

8.5 itu sebenarnya di turunkan dari 100% dibagi discount rate (12%). Kenapa pakai 12% ? dari Free Rate 6% plus Equity Premium 6%. Jadi kalau growth nya 0 selamanya tidak berubah, sebuah bisnis layak dinilai 8.5 x EPS nya.

Dan G adalah estimasi EPS growth 5 tahun kedepan.

Kalau anda memakai 15% diskon rate, konstantanya menjadi 6.7 (100/15). Tapi sebagai latihan kita ikuti 8.5 saja, nanti resiko bisa kita adjust belakangan.

Jika PE 8.5 adalah bisnis dg growth 0, lalu kenapa banyak Bisnis dinilai lebih kecil dari PE 8.5 ? hal itu berarti investor mendiscount akan ada NEGATIVE growth atau bahkan resiko BANGKRUT di tengah jalan.

TIDAK SEMUA bisnis dg PE kecil layak dibeli !!!

Menurut pengamatan saya di BEI, 75% persen perush. dg PE kecil memang layak di hargai murah, artinya market sudah TEPAT mendiskon resiko resiko yang ada di bisnis tersebut. Tugas kita sebagai Value Investor adalah mencari celah 25% kesempatan dimana Market TIDAK TEPAT memberi harga. Ini akan kita bahas secara terpisah.

CONFIDENCE MARGIN ADJUSTMENT.

Setelah kita mendapatkan PE sesuai formula Graham diatas, sebagai Value Investor kita perlu melakukan Confidence Margin Adjustment secara kualitatif. Semakin bagus CONFIDENCE kita terhadap suatu bisnis, seharusnya diskon rate nya makin kecil.

Faktor – faktor yang memperngaruhi CONFIDENCE kita :
- People.
- Business Moat/Earning Visibility.
- Balance Sheet Risk.

CONTOH KASUS:

ASII
1 Year 3 Years 5 Years
Sales % 25.98 18.76 23.89
EPS % 23.80 24.61 36.80

EPS growth lima tahun adalah 37%, tapi setahun terakhir cuma tumbuh 24%. Sebagai Value Investor kita harus hati-hati dalam memberi perkiraan EPS growth 5 tahun kedepan. Jarang ada perusahaan yang bisa konsisten diatas 15%. Karena itu saya membuat 2 skenario High dan Low. Dengan perkiraan GDP Indonesia yang 6%-an saya Cuma berani perkirakan growth ASII untuk skenario High 12% dan Low 6%.

Low PE ASII = 8.5 * 0.5 * (6) = 11.5
High PE ASII = 8.5 * 0.5 (12) = 14.5

Selanjutnya kita adjut PE diatas dengan faktor-faktor KUALITATIF yang merupakan factor CONFIDENCE kita terhadap Bisnis ini. Semakin bagus CONFIDENCE kita, seharusnya diskon rate nya makin kecil.

1.) People … ASII saya nilai positif, jadi saya tambahin 0.2 (sebagai gambaran grup SAKRIE saya penalty -0.3 di faktor ini). Kalau emiten rajin bagi dividen otomatis factor bonus nya tambah tinggi.
2.) Business Moat … saya nilai positif juga karena brand2 ASTRA lumayan kuat … saya tambahin bonus factor 0.1. (sebagai gambaran UNVR saya beri bonus 0.3 disini).
3.) Balance sheet/Finance Risk …. LT Debt/Equity 42%, Oke ya tidak terlalu bagus juga, jadi saya netral 0. (sebagai gambaran BLTA dan UNSP saya beri pinalti -0.3).

Jadi Adjustment Konfiden saya terhadap ASII 1+0.2+0.1+0 = 1.3.

PE Low ASII: 11.5 * 1.3 = 14.95
PE High ASI: 14.5 * 1.3 = 18.85

Dengan EPS ttm (12 bln kebelakang) = 447.85, kita perkirakan NILAI ASII:

NILAI Low ASII = 14.95 * 447.85 = 6,695
NILAI High ASII = 18.85 * 447.85 = 8,450

Sekarang ASII diperdagangkan di harga 6,800-an jadi masih wajar dalam range NILAI kita, tidak terlalu mahal, lebih dekat ke batas bawahnya. Untuk emiten sekelas ASII memang akan sangat sulit untuk mendapatkan â€Å“margin of safety”, karena biasanya Market sudah TEPAT menilai sahamnya secara wajar.

Kalau saya mau sabar ya saya tunggu untuk bisa mendapatkan ASII di bawah 6,200 Tapi kalau saya tidak mau pusing ya beli saja sekarang dengan metode Rupiah Cost Averaging. Beli mencicil tiap bulan, tidak perduli harganya naik atau turun.
Ingat kemampuan menilai Bisnis hanya langkah pertama dalam kesuksesan berinvestasi, langkah selanjutnya adalah masalah mental dan temperamen.

Seri selanjutnya adalah tentang Saham-Saham yang UNDERVALUE di BEI.

Selamat Berinvestasi dengan cerdas,
Salam,
Value Investor Indonesia

Jumat, 14 September 2012

Siklus Kalender Saham

Fluktuasi harga saham terjadi pada setiap hari. Jika kita coba analisa, maka akan terdapat pola (tren) pergerakan saham yang berulang. Pola berulang ini dapat digunakan sebagai sinyal dalam membeli atau menjual saham.

Januari
Di Amerika, Wallstreet, terdapat istilah January effect. Istilah tersebut didapat dari berbagai studi yang menyatakan bahwa jika kita mengkoleksi saham-saham kecil pada awal Desember dan menyimpan hingga Januari, maka kita bisa mendapatkan keuntungan 5-10%.
Hal tersebut dikarenakan manajer investasi, reksadana, treasury banking akan menjaga performa bagus mereka dengan tidak menyimpan saham-saham yang harganya jatuh dalam portofolio mereka hingga menjelang akhir tahun. Lalu adanya aktifitas window dressing (para emiten memoles laporan keungan perusahaan agar lebih menarik).
Investor retail dapat memanfaat bulan Januari ini untuk menjual saham (bukan membeli saham), karena pada bulan ini harga saham akan tinggi dibanding bulan-bulan lainnya.


Februari
Dari analisa berbagai data bursa efek Indonesia periode 2000-2010, terdapat kecenderungan bahwa bulan Februari merupakan bulan dimana bursa saham mengalami periode penurunan terendah.
Bagi para investor, pada bulan Februari ini merupakan saat untuk wait & see. Biarkan harga saham terus turun, lalu lakukan pembelian saat harga saham sudah murah.


Maret - April
Setiap bulan Maret, pertumbuhan IHSG dapat menjadi acuan bagi pertumbuhan IHSG bulan April dan Mei. Bulan Maret dapat digunakan oleh investor untuk mengkoleksi saham-saham bagus untuk disimpan hingga bulan April atau Mei.
Bulan April biasanya merupakan saat bagi perusahaan BUMN merilis laporan keuangan kuartalannya dan membagikan deviden.


Mei
Pada bulan Mei, terdapat banyak aksi profit taking. Investor sebaiknya menunggu hingga minggu ke-4 untuk mengkoleksi saham.


Juni
Bulan Juni biasanya IHSG memiliki kecenderungan naik secara perlahan. Bagi investor, bulan Juni baik untuk mulai membeli saham yang sudah terkoreksi pada bulan sebelumnya.


Juli
Di bulan ini ada kecenderungan IHSG mengalami kenaikan yang tinggi dari bulan-bulan sebelumnya. Bagi investor, ini adalah saatnya untuk profit taking.


Agustus
Biasanya di bulan ini, IHSG memiliki tren positif, meskipun dalam tahun-tahun tertentu (2000, 2002, 2004, 2005, 2007, 2008) justru mengalami koreksi. Jika Agustus, IHSG mengalami koreksi, investor dapat bersikap wait & see hingga akhir bulan Agustus untuk mulai mengkoleksi saham.


September
Dari studi pertumbuhan IHSG, September merupakan saat yang tepat untuk mulai mengkoleksi saham-saham untuk disimpan hingga Januari.


Oktober
Oktober merupakan bulan dimana IHSG dapat mengalami pertumbuhan atau penurunan. Kadang kala, di bulan ini kejatuhan harga saham diperparah oleh aksi jual paksa oleh perusahaan sekuritas akibat dari akumulasi kegagalan investor menggunakan fasilitas utang margin trading.
Jika IHSG mengalami kejatuhan, maka bagi para investor ini merupakan saat yang paling tepat untuk mengkoleksi saham.


November - Desember
Pada bulan November dan Desember, IHSG akan mengalami peningkatan hingga Januari.


Berikut di bawah ini merupakan siklus lainnya (di luar kalender):


Lebaran
Menjelang hari lebaran, investor lebih senang menyimpan uang tunai daripada saham. Biasanya, emiten akan mengerek harga saham setinggi-tingginya menjelang libur lebaran, untuk mengantisipasi harga saham anjlok paska libur usai.


BI Rate
Jika suku bunga perbankan (BI Rate) turun, maka akan banyak orang yang berlomba-lomba untuk mengajukan kredit ke bank. Semakin banyak kredit yang dikucurkan, maka sektor perbankan akan tumbuh. Pengajuan kredit akan bermacam-macam, ada untuk kredit kendaraan maupun properti. Jika penjualan kendaraan meningkat, maka akan meningkatkan saham yang berbasis otomotif dan spare-part nya. Begitu pula dengan sektor properti yang semakin meningkat, akan meningkatkan pula sektor kontruksi dan semen.


Harga Minyak Dunia
Semakin tinggi harga minyak dunia, maka akan memicu kenaikan sumber energi substitusi lainnya, seperti batubara dan gas alam. Sektor energi sangat rentan terhadap pergerakan harga minyak dunia ini.


QE (Quantitative Easing)
Quantitative Easing merupakan bantuan yang diberikan The Fed untuk merangsang pertumbuhan ekonomi Amerika. Pemberian QE biasanya akan berpengaruh besar terhadap pergerakan harga saham dunia (kecenderungan akan meningkat). Dengan dirangsangnya perekonomian Amerika, maka akan semakin banyak industri (pabrik) yang semakin agresif. Keagresifan para industri tersebut akan membutuhkan sumber energi yang semakin banyak. Hal tersebut mengakibatkan harga minyak dunia akan semakin meningkat.

Selasa, 11 September 2012

Valuasi Harga Wajar PANS (Q2-2012)

EPS Annualized 2012 = Rp. 290,76,-
ROE Q2-2012 = 12,93% --> annualized = 12,93% X 2 = 25,86%

BI Rate = 5,75%
Yield SUN = 5,75% + 1 = 6,75%

PER SUN (Z) = 1 / Yield SUN
                       = 1 / 6,75% = 14,81x

Earning premium saham thdp SUN (A) = ROE - Yield SUN
                                                                = 25,86% - 6,75% = 19,11%

Earning multiple premium (B) =  A X Z
                                                  = 19,11% X 14,81x = 2,83x

PER wajar = Z + B
                  = 14,81x + 2,83x = 17,64x

Harga wajar PANS = PER wajar X EPS annualized
                                 = 17,64x X Rp. 290,76,- = Rp. 5.129,-


Harga PANS skrg = Rp. 1.840,-

Margin of safety = 1 - (hrg skrg/hrg wajar)
                           = 1 - (1840/5129) = 64,13%

Valuasi Harga Wajar BBRI (Q2-2012)

EPS Annualized 2012 = Rp. 725,52,-
ROE Q2-2012 = 15,79% --> annualized = 15,79% X 2 = 31,58%

BI Rate = 5,75%
Yield SUN = 5,75% + 1 = 6,75%

PER SUN (Z) = 1 / Yield SUN
                       = 1 / 6,75% = 14,81x

Earning premium saham thdp SUN (A) = ROE - Yield SUN
                                                                = 31,58% - 6,75% = 24,83%

Earning multiple premium (B) =  A X Z
                                                  = 24,83% X 14,81x = 3,68x

PER wajar = Z + B
                  = 14,81x + 3.68x = 18,49x

Harga wajar BBRI = PER wajar X EPS annualized
                                 = 18,49x X Rp. 725,52,- = Rp. 13.415,-


Harga BBRI skrg = Rp. 7.350,-

Margin of safety = 1 - (hrg skrg/hrg wajar)
                           = 1 - (7350/13415) = 45,2%

Senin, 03 September 2012

Valuasi Harga Wajar LPCK (Q2-2012)


Metode Pak TOM DS (milis OB):

EPS Annualized 2012 = Rp. 530,52,-
ROE Q2-2012 = 18,35% --> annualized = 18,35% X 2 = 36,7%

BI Rate = 5,75%
Yield SUN = 5,75% + 1 = 6,75%

PER SUN (Z) = 1 / Yield SUN
                       = 1 / 6,75% = 14,81x

Earning premium saham thdp SUN (A) = ROE - Yield SUN
                                                                = 36,7% - 6,75% = 29,95%

Earning multiple premium (B) =  A X Z
                                                  = 29,95% X 14,81x = 4,44x

PER wajar = Z + B
                  = 14,81x + 4,44x = 19,25x

Harga wajar LPCK = PER wajar X EPS annualized
                                 = 19,25x X Rp. 530,52,- = Rp. 10213,-


Harga LPCK skrg = Rp. 3.575,-

Margin of safety = 1 - (hrg skrg/hrg wajar)
                           = 1 - (3575/10213) = 65%

Dengan metode valuasi seperti itu, didapat margin of safety sebesar 65%. Maka hal tersebut sudah memenuhi kriteria screening (pemilihan saham) Benjamin Graham, yaitu margin of safety minimal sebesar 30%.

Valuasi Harga Wajar SMGR (Q2-2012)

Metode Pak TOM DS (milis OB):

EPS Annualized 2012 = Rp. 710,-
ROE Q2-2012 = 14,4% --> annualized = 14,4% X 2 = 28,8%

BI Rate = 5,75%
Yield SUN = 5,75% + 1 = 6,75%

PER SUN (Z) = 1 / Yield SUN
                       = 1 / 6,75% = 14,81x

Earning premium saham thdp SUN (A) = ROE - Yield SUN
                                                                = 28,8% - 6,75% = 22,05%

Earning multiple premium (B) =  A X Z
                                                  = 22,05% X 14,81x = 3,27x

PER wajar = Z + B
                  = 14,81x + 3,27x = 18,08x

Harga wajar SMGR = PER wajar X EPS annualized
                                 = 18,08x X Rp. 710,- = Rp. 12.833,-


Harga SMGR skrg = Rp. 12.400,-

Margin of safety = 1 - (hrg skrg/hrg wajar)
                           = 1 - (12400/12833) = 3,4%

Sabtu, 01 September 2012

Tips Investasi Jangka Panjang

1. Jual saham jelek dan tahan saham bagus cukup lama.

Sejak jaman dahulu kala, investor sukses adalah yang bisa melepas saham berfundamental jelek dan tetap menyimpan saham-saham bagus dalam jangka waktu lama. Jika investor tidak bisa membedakan antara saham jelek dan bagus, maka skenario terburuk adalah menunggu sampai sahamnya menyentuh level terendah. Memang teori pemisahan saham bagus-jelek ini sangat bagus, tapi sulit diterapkan di dunia nyata.


2. Jangan mudah percaya isu atau rumor.

Ketika anda mendapat isu atau rumor di pasar dari datang dari kakak, sepupu, tetangga atau bahkan broker anda, jangan langsung percaya. Ketika anda berinvestasi, sangatlah penting anda tahu alasan dan latar belakang berinvestasi tersebut. Lakukan riset dan analisis sendiri terhadap sebuah perusahaan sebelum menempatkan uang anda. Mengandalkan informasi yang tidak jelas dari orang lain sama saja dengan berjudi.
Mungkin saja dengan sedikit keberuntungan, investasi anda bisa sukses, tapi tetap saja risikonya cukup tinggi. Tentunya hal ini tidak baik untuk investasi dalam jangka panjang.


3. Acuhkan hal-hal kecil.

Sebagai investor jangka panjang, sebaiknya anda jangan panik jika terjadi gejolak dalam investasi anda karena itu hanya terjadi dalam jangka pendek. Pantau terus investasi anda sambil melihat target jauh ke depan. Anda harus percaya diri akan kualitas investasi anda, tentunya dengan seluruh keputusan untuk menyimpannya secara jangka panjang. Daripada anda merasa resah setiap terjadi gejolak jangka pendek. Investor jangka pendek mungkin akan mengambil kesempatan dalam gejolak seperti tersebut, namun itu bukanlah anda, karena anda adalah investor jangka panjang. Lebih baik anda mencari celah untuk menambah portofolio saat pasar sedang murah.


4. Jangan terlalu pikirkan rasio P/E.

Kebanyakan investor biasanya terlalu memikirkan price-earnings ratio alias rasio P/E. Karena ini merupakan salah satu ukuran untuk mengetahui mahal atau murahnya harga saham. Akan tetapi, belum tentu P/E yang rendah membuat sahamnya menjadi murah, begitu juga dengan P/E tinggi tidak berarti sahamnya terlalu mahal. Gabungkan rasio P/E itu dengan analisis lain maka hasilnya akan kelihatan.


5. Jangan tergoda saham murah(an).

Jangan sampai anda tergoda oleh saham murah yang katanya berisiko lebih rendah. Namun, yang namanya investasi, tidak peduli berapa harga saham awalnya, jika jatuh ke posisi terendah itu berarti risikonya tetap sama, anda kehilangan 100% investasi. Perusahaan dengan harga saham Rp 500 per lembar bisa sama risikonya dengan perusahaan dengan harga Rp 7.500 per lembar. Bahkan, harga saham yang murah kemungkinan punya risiko yang lebih tinggi, bukan hanya dia bisa anjlok tapi juga mungkin tidak bisa naik lagi.


6. Pilih strategi dan jalankan.

Beda orang, beda strategi, begitu pula halnya dalam berinvestasi. Banyak cara memilih saham dan menetapkan target. Kebanyak strategi biasanya malah tidak bagus, sebaiknya anda pilih strategi yang tepat dan jalankan dengan baik. Investor yang kebingungan memilih saham, biasanya menderita kerugian lebih banyak, di berbagai sahamnya pula. Anda boleh mengubah strategi jika waktunya tepat, tapi jangan terlalu sering juga.


7. Fokus jauh ke depan.

Langkah paling sulit dalam berinvestasi untuk jangka panjang dalam membuat keputusan berdasarkan sesutau yang belum juga terjadi, karena baru terjadi di masa depan. Anda juga harus tahu, meskipun kita melakukan analisa dengan data masa lampau tapi setidaknya bisa memberi petunjuk akan hal yang akan datang.


8. Gunakan perspektif jangka panjang.

Keuntungan jangka pendek biasannya menggoda mereka yang baru berinvestasi di pasar saham. Tetapi, jika anda menggunakan perspektif jangka panjang dan mengacuhkan keuntungan cepat tersebut adalah mutlak hukumnya bagi investor. Seperti kita ketahui dengan baik, ada perbedaaan yang nyata antara mengambil untung dari berinvestasi dan berdagang di pasa saham. Berdagang (trading) punya risiko yang berbeda dibandingkan menahan saham secara jangka panjang. Berdagang juga memerlukan keahlian khusus.


9. Selalu berpikiran terbuka.

Banyak perusahaan besar yang namanya dikenal luas, tetapi banyak investasi bagus justru bukan di perusahaan terkenal seperti itu. Ratusan perusahaan kecil punya potensi berubah menjadi perusahan blue chip di masa mendatang.
Secara historis, perusahaan-perusahaan kecil biasanya memberikan imbal hasil yang lebih baik daripada saham-saham berkapitalisasi besar. Tapi, bukan berarti anda harus menempatkan seluruh portofolio di perusahaan-perusahaan kecil saja.


10. Perhatikan pajak, tapi jangan terlalu khawatir. 

Menempatkan pajak di atas segalanya bukanlah strategi yang baik, karena biasanya membuat investor memilih langkah yang keliru. Memang, pajak adalah hal yang penting, tapi itu masih bisa dipikirkan belakangan. Konsentrasi utama anda dalam berinvestasi adalah menumbuhkan dan mengamankan uang anda. Sebaiknya anda pikirkan bagaimana membayar pajak sekecil-kecilnya dari imbal hasil yang sebesar-besarnya.



Sumber: detik.com

Jumat, 31 Agustus 2012

Lo Khenghong: Perusahaan yang untung itu seperti mesin uang

Sukses dan nama besar Warren Buffett di dunia investasi menuai kekaguman dari pemain saham di penjuru dunia. Tak sedikit investor yang menjadikan Buffett sebagai panutan, mempelajari strategi investasinya, dan menerapkannya. Di Indonesia, salah satu yang terinspirasi oleh Buffet adalah Lo Kheng Hong.
Pria berusia 53 tahun ini berpegang pada metode analisis fundamental Buffett. Ia tak bergeming dan tak pernah sekali pun mencoba jurus investasi saham lain.
Bagi Lo, Buffett adalah gurunya. Ia hafal di luar kepala banyak petuah Buffett, kisah hidup sang maestro, bahkan menghormati prinsip hidupnya. Rupanya tak sia-sia Lo membaca puluhan buku ‘ajaran’ Buffett, ia menarik pelajaran dari situ dan hasilnya? Lo telah memetik keuntungan besar dari bursa saham.  Keuntungannya dari saham berlipat ribuan persen.
Nafkah hidupnya pun hanya berasal dari saham. Ia mengaku tak punya usaha atau pekerjaan apapun selain berinvestasi saham. Tak heran, pelaku bursa banyak menjuluki ayah dua orang anak ini sebagai Warren Buffett-nya Indonesia.
Simak kisah, pandangan hidup, dan strategi investasi Lo dari pengakuannya sendiri kepada KONTAN berikut.
Saya ini hanya seorang investor, 100% uang saya taruh di saham.
Jadi saya tidak bekerja dan saya tak punya kantor. Saya hanya punya satu sopir untuk mengantar-antar saya dan dua pembantu di rumah. Saya bangga jadi investor saham. Kalau mengisi formulir, misalnya di bank pun, saya selalu tulis profesi saya investor saham.
Saya ini sudah berinvestasi saham selama 23 tahun. Tentu saja tidak semua investasi saya berhasil, saya pernah jatuh. Saya juga tidak langsung pintar.
Semakin lama orang bermain saham, dia bisa belajar dari kesalahannya dan akan semakin terlatih.  Saya percaya, orang yang berhasil itu adalah orang yang jatuh tapi bangun lagi.
Pertama kali saya membeli saham tahun 1989. Berapa modal awal saya? Nol. Waktu itu saya masih karyawan Bank Ekonomi, jadi saya hanya menyisihkan sedikit demi sedikit dari gaji saya. Kalau orang lain membelanjakan penghasilannya untuk macam-macam, saya belanjakan sebagian gaji setiap bulan untuk membeli saham.
Saya ingat, di awal saya invest, saya mengantre untuk membeli saham penawaran perdana (IPO) PT Gajah Surya Multifinance. Antrenya panjang sekali. Saya semangat membeli, eh nggak tahunya begitu listing saham itu jeblok. Hahaha...
Tapi saya tetap yakin dan terus berinvestasi sampai akhirnya pendapatan dari saham bisa menghidupi saya. Ketika saya sudah merasa cukup, pada tahun 1996, saya berhenti dari Bank Ekonomi pada saat saya sudah jadi Kepala Cabang.
 Ada empat alasan kenapa saya memilih menjadi investor saham.
Pertama, investor saham bisa menjadi orang terkaya di dunia. Contohnya? Ya, Warren Buffett. Saya belajar dari dia. Selama 10 tahun terakhir ini, saya sudah baca 40-an buku tentang Buffet. Buku itu tak hanya saya baca sekali, tapi saya ulangi dua tiga kali, benar-benar saya pahami isinya.
Kedua, keuntungan perusahaan itu hak si pemegang saham. Bayangkan, yang bekerja direksi dan karyawan, tapi begitu untung yang menerima pemegang saham. Enak kan? Membeli perusahaan yang untung besar itu seperti membeli mesin pencetak uang.
Ketiga, dalam jangka panjang imbal hasil saham lebih tinggi dari instrumen investasi lainnya, seperti obligasi, emas, dan properti.
Keempat, jadi investor itu waktu luangnya banyak. Anda tahu, di dunia ini ada empat macam manusia. Tipe pertama,  orang yang punya banyak waktu tapi tidak punya uang. Contohnya, orang pengangguran.
Tipe kedua,  yang punya banyak uang tapi tidak punya waktu. Yang ini biasanya para pengusaha. Lalu tiga, orang yang tidak punya waktu dan tidak punya banyak uang juga. Ini kebanyakan para pegawai yang bergaji kecil.
Tipe terakhir, orang yang punya waktu dan punya uang. Tipe terakhir inilah yang saya inginkan sebagai investor saham. Orang bilang,time is money. Buat saya tidak, waktu lebih berarti dari uang. Uang bisa dicari, tapi uang tidak bisa mengembalikan waktu.
Sekarang saya merasa punya banyak waktu. Saya bisa travelling menjelajahi berbagai kota di lima benua. Sekali saya pergi, tidak sebentar lho, saya bisa tinggal sampai sebulan di sana.
Tapi saya juga memanfaatkan waktu saya untuk membaca. Setiap pagi, bangun, lalu saya pergi ke taman, duduk membaca dan berpikir. Itu hobi saya. Laporan keuangan itu makanan sehari-hari. Saya juga berlangganan empat koran, tiga di antaranya koran bisnis termasuk KONTAN. Semuanya saya baca dari halaman satu sampai habis.
Sering saya baru mandi jam satu, kemudian keluar, kadang pergi ke sekuritas. Saya ini manusia gaptek. Saya tidak punya laptop, tidak mengerti apa itu email atau internet apalagi online trading. Jadi saya membeli saham selalu lewat telepon kepada beberapa sekuritas. Saya tidak takut kehilangan momentum meskipun membeli lewat telepon, kan saya bermain saham untuk jangka panjang.
Dalam berinvestasi, saya berusaha membeli perusahaan yang bagus di harga murah dan saya simpan.
Saya punya lima kriteria untuk membeli perusahaan publik.
Pertama, lihat manajemennya apakah dikelola orang yang jujur, profesional, berintegritas, dan saya kagumi. Jarang sekali orang membeli saham dengan melihat ini, biasanya orang hanya lihat laporan keuangan. Tapi bagi saya, kalau dalam properti itu ada istilah lokasi, lokasi, lokasi, dalam ekuiti itu harus manajemen, manajemen, manajemen.
Kedua, perhatikan usahanya. Di masa depan akan seperti apa bisnis itu? Memang, hari esok itu misteri. Tapi saya sendiri berpendapat, masa depan itu ditentukan juga dari masa lalu. Bagi perusahaan yang sudah memenuhi syarat pertama tadi, kita bisa lihat masa lalunya dalam jangka panjang misalnya 5-10 tahun ke belakang. Kalau itu untung, kemungkinan ke depan juga akan untung.
Ketiga, cari perusahaan yang labanya besar.  Hitung berapa besar profit margin-nya dan return on equity atau ROE-nya (tingkat pengembalian modal: rasio laba bersih terhadap total modal).
Keempat, pilih perusahaan yang terus bertumbuh dalam jangka panjang.
Kelima, cermati valuasi dari PER (price earning ratio) atau PBV (price to book value), bandingkan dengan kompetitornya. Belilah yang murah. Kesempatan emas untuk membeli saham bagus dengan harga murah tentu saja di tengah kondisi krisis. Saya selalu ikuti prinsip Buffet, be greedy when the others are fearful.
Dengan lima prinsip sederhana itu nyatanya saya berhasil.
Pada tahun 2005, saya membeli saham PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI). Waktu itu harga perusahaan ternak ayam terbesar kedua di Indonesia ini baru Rp 250 per saham. Saya kumpulkan pelan-pelan sahamnya sampai akhirnya punya 8,29% saham. Tahun lalu, harga sahamnya sudah mencapai Rp 31.500, jadi naik 12.600%. Keuntungan itu saya realisasikan. Saham itu saya jual karena dia akan merger dengan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA).
Saya juga pernah punya saham PT Timah Tbk (TINS). Saya beli di tahun 2002 seharga Rp 285. Dalam dua tahun harganya naik ke Rp 2.900. Saya jual, tapi setelah saya lepas, dia terbang lebih tinggi lagi. Waktu itu ilmu memang belum tinggi. Begitu harga saham naik banyak, saya gemetar.
Menyesalkah saya? Begini, kalau investor saham tidak bijak, maka seluruh hidupnya akan berisi penyesalan. Jual sekarang, besok harga lebih tinggi lagi. Tahan, enggak tahunya harga turun terus.
Sekarang, portofolio saya berisi sekitar 20-an saham dengan jumlah saham maksimal 4%. Tidak banyak kelihatannya, tapi rata-rata perusahaan besar. Saya juga merotasinya. Kalau ketemu satu perusahaan bagus, maka saya cari mana di portofolio yang sudah menurun dan saya buang satu juga.
Saya juga pernah rugi.
Saya pernah rugi karena margin. Makanya sejak tahun 1998 saya enggak pernah memakai fasilitas margin lagi.
Saya sekarang bebas utang. Pernah dengar kisah Jesse Livermore? Dia salah satu investor yang sangat sukses di jaman dulu. Dari tukang tulis papan bursa dia investasi saham dan jadi investor besar. Tapi dia berutang dan akhirnya ketika investasinya gagal, dia bunuh diri.
Saya tidak mau seperti itu. Kalau tidak punya utang, meskipun saham saya hancur, saya tidak apa-apa. Saya masih punya saham itu yang ke depan juga bisa naik lagi.
Karena itu, meskipun harga saham jatuh dan uang saya tinggal 15%, saya tetap membeli saham. Tentu saja istri tidak tahu...ha ha ha. Saya membeli saham United Tractors (UNTR), saham bagus yang harganya sudah murah sekali. Waktu itu pernah jatuh sampai Rp 125, tapi saya baru masuk di Rp 250. Padahal, laba operasi per sahamnya sudah 7.800.
Saya belikan semua sisa uang saya untuk satu saham itu. Dan benar, UNTR naik terus. Pada tahun 2004, saya akhirnya jual. Waktu itu harga UNTR Rp 1.350, tapi ini harga sesudah stock split. Kalau dihitung itu kira-kira setara Rp 15.000, jadi saya untung sekitar 6.000%.
Saya ini tidak sama dengan investor saham umumnya.
Saya tidak suka mengejar dividen. Menurut saya, lebih baik saya investasi pada perusahaan yang menggunakan devidennya sebagai modal kerja. Itu akan lebih memberi saya keuntungan.
Saya juga tidak mengejar saham-saham IPO. Dari pengalaman, kalau kita beli saham IPO, ketika sahamnya naik ternyata kita cuma dikasih beberapa lot saja. Tapi kalau jeblok, seringnya kita pesan berapa pun dikasih.
Saat ini, saya melihat IHSG bagus, sudah di atas 4.000 di kondisi krisis seperti ini.
Tapi bukan berarti semuanya mahal. Makanya investor harus melakukan pekerjaan rumahnya, risetlah mana yang masih murah. Saya sendiri sekarang memiliki saham di sektor perbankan, consumer goods, peternakan, sawit, bahkan batubara.
Sejauh ini, saya masih bermain saham di bursa dalam negeri. Tapi bulan depan saya rencananya akan pergi ke Yunani. Saya akan mendalami bursa di sana, pasti banyak saham bagus yang harganya murah. Ini kesempatan.
Terakhir, saran saya bagi investor sekarang: kerjakan PR.
Berapa banyak dari investor yang masih baca laporan keuangan? Berapa yang melakukan analisis fundamental? Membeli saham perusahaan tanpa melihat lima hal dasar yang saya sebut tadi itu dan hanya melihat chart menurut saya tidak benar, keliru, dan menyesatkan. Investor harus tahu apa yang dia beli.
Main saham itu juga bukan perkara hoki. Tuhan itu maha pengampun, tapi bursa saham tidak punya belas kasihan pada orang yang tidak tahu apa yang dia beli.

Sumber: kontan.co.id