Minggu, 23 September 2012

Menilai Suatu Saham Atau Bisnis



Secara teori, cara yang paling bener dalam melakukan valuasi saham adalah dengan memperkirakan aliran Free Cash Flow yang di generate sebuah bisnis kemudian mendiskon nya dengan sebuah rate. Cara ini disebut DCF (Discounted Cash Flow).

Masalahnya adalah, cara ini sangat tidak praktis dilakukan oleh investor retail yg berlatar belakang NON-FINANCE karena terlalu banyak variable yang harus di pertimbangkan dan diperlukan spreadsheet untuk bisa menghitung dengan akurat.

Ben Graham dalam bukunya “The intelligent Investor” memperkenalkan sebuah formula yang sangat mudah untuk di ikuti. Saya sudah mencoba formula ini dan membandingkannya dengan perhitungan DCF, boleh dikata hasilnya hanya plus minus 5% saja melencengnya. Jadi boleh di-ikuti.

Formulanya : PE = 8.5 + 0.5 *G.

8.5 itu sebenarnya di turunkan dari 100% dibagi discount rate (12%). Kenapa pakai 12% ? dari Free Rate 6% plus Equity Premium 6%. Jadi kalau growth nya 0 selamanya tidak berubah, sebuah bisnis layak dinilai 8.5 x EPS nya.

Dan G adalah estimasi EPS growth 5 tahun kedepan.

Kalau anda memakai 15% diskon rate, konstantanya menjadi 6.7 (100/15). Tapi sebagai latihan kita ikuti 8.5 saja, nanti resiko bisa kita adjust belakangan.

Jika PE 8.5 adalah bisnis dg growth 0, lalu kenapa banyak Bisnis dinilai lebih kecil dari PE 8.5 ? hal itu berarti investor mendiscount akan ada NEGATIVE growth atau bahkan resiko BANGKRUT di tengah jalan.

TIDAK SEMUA bisnis dg PE kecil layak dibeli !!!

Menurut pengamatan saya di BEI, 75% persen perush. dg PE kecil memang layak di hargai murah, artinya market sudah TEPAT mendiskon resiko resiko yang ada di bisnis tersebut. Tugas kita sebagai Value Investor adalah mencari celah 25% kesempatan dimana Market TIDAK TEPAT memberi harga. Ini akan kita bahas secara terpisah.

CONFIDENCE MARGIN ADJUSTMENT.

Setelah kita mendapatkan PE sesuai formula Graham diatas, sebagai Value Investor kita perlu melakukan Confidence Margin Adjustment secara kualitatif. Semakin bagus CONFIDENCE kita terhadap suatu bisnis, seharusnya diskon rate nya makin kecil.

Faktor – faktor yang memperngaruhi CONFIDENCE kita :
- People.
- Business Moat/Earning Visibility.
- Balance Sheet Risk.

CONTOH KASUS:

ASII
1 Year 3 Years 5 Years
Sales % 25.98 18.76 23.89
EPS % 23.80 24.61 36.80

EPS growth lima tahun adalah 37%, tapi setahun terakhir cuma tumbuh 24%. Sebagai Value Investor kita harus hati-hati dalam memberi perkiraan EPS growth 5 tahun kedepan. Jarang ada perusahaan yang bisa konsisten diatas 15%. Karena itu saya membuat 2 skenario High dan Low. Dengan perkiraan GDP Indonesia yang 6%-an saya Cuma berani perkirakan growth ASII untuk skenario High 12% dan Low 6%.

Low PE ASII = 8.5 * 0.5 * (6) = 11.5
High PE ASII = 8.5 * 0.5 (12) = 14.5

Selanjutnya kita adjut PE diatas dengan faktor-faktor KUALITATIF yang merupakan factor CONFIDENCE kita terhadap Bisnis ini. Semakin bagus CONFIDENCE kita, seharusnya diskon rate nya makin kecil.

1.) People … ASII saya nilai positif, jadi saya tambahin 0.2 (sebagai gambaran grup SAKRIE saya penalty -0.3 di faktor ini). Kalau emiten rajin bagi dividen otomatis factor bonus nya tambah tinggi.
2.) Business Moat … saya nilai positif juga karena brand2 ASTRA lumayan kuat … saya tambahin bonus factor 0.1. (sebagai gambaran UNVR saya beri bonus 0.3 disini).
3.) Balance sheet/Finance Risk …. LT Debt/Equity 42%, Oke ya tidak terlalu bagus juga, jadi saya netral 0. (sebagai gambaran BLTA dan UNSP saya beri pinalti -0.3).

Jadi Adjustment Konfiden saya terhadap ASII 1+0.2+0.1+0 = 1.3.

PE Low ASII: 11.5 * 1.3 = 14.95
PE High ASI: 14.5 * 1.3 = 18.85

Dengan EPS ttm (12 bln kebelakang) = 447.85, kita perkirakan NILAI ASII:

NILAI Low ASII = 14.95 * 447.85 = 6,695
NILAI High ASII = 18.85 * 447.85 = 8,450

Sekarang ASII diperdagangkan di harga 6,800-an jadi masih wajar dalam range NILAI kita, tidak terlalu mahal, lebih dekat ke batas bawahnya. Untuk emiten sekelas ASII memang akan sangat sulit untuk mendapatkan “margin of safety”, karena biasanya Market sudah TEPAT menilai sahamnya secara wajar.

Kalau saya mau sabar ya saya tunggu untuk bisa mendapatkan ASII di bawah 6,200 Tapi kalau saya tidak mau pusing ya beli saja sekarang dengan metode Rupiah Cost Averaging. Beli mencicil tiap bulan, tidak perduli harganya naik atau turun.
Ingat kemampuan menilai Bisnis hanya langkah pertama dalam kesuksesan berinvestasi, langkah selanjutnya adalah masalah mental dan temperamen.

Seri selanjutnya adalah tentang Saham-Saham yang UNDERVALUE di BEI.

Selamat Berinvestasi dengan cerdas,
Salam,
Value Investor Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar