Kriteria growth investing:
- Memiliki pertumbuhan laba bersih yang cepat.
- Untuk periode minimal 5 tahun terakhir, pertumbuhan laba bersih tahunan perusahaan harus meningkat 12% (perusahaan kecil) atau 7% (perusahaan menengah) atau 5% (perusahaan besar).
- Memiliki pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari para pesaingnya dalam 1 industri (diatas rata-rata pertumbuhan laba industri).
- Dilihat dari historisnya, harga sahamnya pernah meningkat menjadi 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir (meningkat 100%).
Jika kita lihat dari misi dan kriteria growth investing ini, maka kita akan menemukan perbedaannya dengan value investing. Dalam growth investing ini, meskipun harga saham sudah dianggap "mahal", tetapi jika pertumbuhan laba bersihnya mengalami atau diprediksi meningkat, maka saham tersebut masih "sah" untuk dibeli.
Contoh untuk tipe growth investing adalah saat para investor masih membeli saham UNVR (Unilever). Jika dilihat dari kriteria value investing, UNVR sudah dianggap sangat "mahal", karena harga pasar sudah melebihi nilai wajarnya. Akan tetapi dalam kriteria growth investing, UNVR akan dianggap masih wajar harganya, karena saham ini memiliki prospek pertumbuhan laba yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Bukan hanya itu saja, UNVR pun memiliki produk yang dibutuhkan sehari-hari (odol, sabun, shampoo, makanan, minuman, dll), sehingga apabila krisis ekonomi terjadi, maka tipe saham seperti UNVR ini yang akan bertahan. Contoh: apapun yang terjadi, orang akan tetap membutuhkan sabun dan shampoo untuk mandi. Orang juga akan membutuhkan makanan dan minuman untuk mengisi perutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar